Wisata Keciptagelar dan Ketahui Budaya Uniknya
aromahomeslippersrightnow.com - Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi adalah desa budaya yang unik. Dari pakaian di upacara tradisional harus diikuti oleh penduduk.
Kasepuhan Ciptagelar terletak di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Kasepuhan terletak di desa Sirnaresmi, Distrik Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Kasepuhan Cipterlar sendiri adalah desa hari Minggu tradisional yang masih mempertahankan adat leluhur dalam kehidupan sehari -hari. Mereka mematuhi rasa saling menghormati dan menghormati, juga kerja sama timbal balik.
Kasepuhan Ciptagelar juga sering kali kedatangan pengunjung baik wisatawan lokal dan asing. Wisatawan ingin mempelajari budaya yang masih diterapkan pada Kasepuhan. Selain itu, Kasepuhan Ciptagelaar juga merupakan sarana pendidikan pertanian dan budaya Swiss.
Dalam kehidupan sehari -hari mereka, orang -orang yang tinggal di Kasepuhan Ciptagelalar memiliki beberapa unik, termasuk yang berikut:
1. Etika berpakaian
Komunitas Kasepuhan Ciptagelaar memiliki aturan khusus, yaitu menggunakan spanduk untuk pria dan menggunakan jaringan bergulir ukuran untuk wanita. Arti dari aturan ini adalah bahwa kehidupan harus dihubungkan dan mempertahankan kebersihan. Untuk pelanggan yang berkunjung harus mengikuti aturan pakaian di sini tanpa kecuali.
2. Prosedur makan
Kasepuhan Ciptagelar masih mempertahankan kebiasaan yang diwarisi oleh leluhur serta konsumsi harian. Prosedur makan yang merupakan piring harus ditempatkan di bawah, konsumsi tidak boleh berbicara, tidak boleh ada suara saat memulihkan makanan di piring dan wanita tidak boleh makan saat duduk. Wanita yang menggunakan kain setiap hari akan sangat cantik selama persimpangan. Selain itu, wanita juga harus berperilaku dengan keanggunan, dengan lembut dan sopan.
3. Asal usul nasi
Modernisasi pertanian tidak berlaku di Ciptagela Kasepuhan. Kasepuhan ini masih menggunakan budaya lama pemisahan dari mortir dan gandum padi alu. Nasi yang akan dimasak nanti, biji -bijian dalam nasi baru akan dipisahkan di pagi hari. Kegiatan ini dilakukan oleh wanita dari Kasepuhan Ciptagelaar. Tentu saja, penampilan tanah beras dengan mortar dan alu berbeda dari tanah. Nasi kecoklatan karena masih dibungkus dengan suara nasi. Sementara itu, sawah dengan mesin akan berwarna putih. Namun, kandungan nutrisi tinggi karena memiliki vitamin B. yang sangat tinggi
4. Memasak beras selalu dengan cara tradisional
Saat ini, masakan beras menjadi lebih praktis dengan berbagai teknologi yang tersedia. Namun, komunitas Kasepuhan masih memelihara nasi saat dimasak dengan cara tradisional. Keberadaan kompor gas hanya digunakan untuk memasak sayuran dan lauk. Dan kayu bakar. Bahan -bahan yang digunakan tentu saja adalah beras hancur menggunakan mortar dan alu. Nasi yang dimasak dengan cara ini akan menghasilkan panas yang bertahan lebih lama dan nasi terasa lebih lembut dan memancarkan aroma aroma.
5. Beras seperti kehidupan
Hasil sawah tidak dipertukarkan tetapi hanya untuk konsumsi pribadi komunitas Kasepuhan Ciptagelaar. Abah UGI - Bertanggung jawab atas kebiasaan - jelaskan bahwa beras / beras sudah cukup untuk kebutuhan masyarakat di sini sehingga kami tidak perlu mengimpor beras dari luar lagi. Bagi penduduk produk pertanian Kasepuhan, terutama beras, adalah kehidupan komunitas itu sendiri. Jika komunitas menjual beras, itu berarti orang menjual kehidupan.
6. Listrik yang digunakan
Air selain sumber pertanian tetapi juga digunakan sebagai sumber listrik. Kasepuhan Ciptagelar tidak listrik dari PLN tetapi dengan mikrofon -hydro. Microhydro dilatih menggunakan air untuk mengalir listrik di wilayah Kasepuhan.
7. Komunitas di luar Kasepuhan yang menikah dengan komunitas Kasepuhan harus tinggal di Kasepuhan
Ketika saya mengunjungi Kasepuhan Ciptagelar, saya mendengar cerita tentang salah satu orang di sana bahwa orang tuanya, terutama ayahnya, berasal dari luar Kasepuhan. Ayahnya menikah dengan ibunya yang adalah orang Kasepuhan. Atas dasar bea cukai, jika ada seseorang di luar Kasepuhan yang menikah dengan Kasepuhan harus tinggal di Kasepuhan dan mengikuti aturan adat yang berlaku.
8. Upacara serai yang berlangsung setiap tahun
Upacara serai bertujuan untuk menghormati nenek moyang dan sebagai ungkapan terima kasih atas panen beras yang telah dibuat. Kegiatan yang diadakan setiap tahun adalah objek wisata untuk dikunjungi. Berbagai pertunjukan seni dan seni budaya orang -orang kuno kepada orang -orang modern dipamerkan untuk menghibur penduduk Kasepuhan dan wisatawan. Acara ini biasanya berlangsung 3 hari 2 malam.
Berbagai unik yang disebutkan di atas, Kasepuhan Ciptagelar dapat menjadi salah satu tujuan wisata serta mempelajari budaya lokal yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan mengunjungi Kasepuhan Ciptagelaar, kami akan merasakan perasaan yang tidak dapat kami temukan di daerah perkotaan seperti udara segar, menghindari agitasi dan agitasi kemacetan, dll.
Komentar
Posting Komentar